Tak ada satu wanita pun yang ingin melahirkan bayi prematur, tapi sekitar satu dari delapan ibu di Amerika Serikat melahirkan sebelum usia kehamilan mencapai minggu ke-37. Saat bayi-bayi prematur itu lahir, mereka membutuhkan perawatan yang sangat spesial. Meski sebagian besar bayi-bayi prematur –termasuk mereka yang lahir dengan berat badan kurang dari 1 kilogram– selamat dan bertahan hidup, justru orang tuanya tidak siap. Mereka syok dan tidak tahu apa yang harus ditanyakan, apalagi cara menangani bayi yang amat kecil itu. Oleh sebab itu, kami menyusun pedoman menangani bayi di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan di rumah.
MENYUSUI SENDIRI, JIKA MEMUNGKINKAN.
Karena bayi-bayi prematur tumbuh lebih cepat dibanding bayi lainnya, kebutuhan nutrisinya pun berbeda. Susu formula bagi bayi prematur memang dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan, tapi air susu ibu (ASI) memiliki kelebihan: mengandung antibodi yang akan melindungi bayi dari infeksi-infeksi yang tidak bisa ditangkal oleh sistem kekebalan alami tubuhnya. “Begitu bayi lahir, saat itu pula air susu sang ibu mengalir,“ ujar Toby Debra Yanowits, MD, neonatalogist di Magee-Womens Hospital, University of Pittsburgh Medical Center. “Banyak ibu yang melahirkan ketika usia kehamilan baru 24-25 minggu, selang beberapa jam setelah persalinan sudah memompa air susunya.“ Bayi-bayi yang lahir terlalu dini, sebelum usia kehamilan mencapai 32-34 minggu, belum mampu menghisap puting susu ibunya atau dot, maka para perawat di NICU akan memberikan ASI melalui selang yang dimasukkan ke lubang hidung atau mulut bayi.
Salah satu alasan penting untuk memompa ASI (yang perlu Anda lakukan setiap 3 jam hingga bayi Anda dapat menyusu) kemungkinan adalah apa yang akan Anda rasakan: “Dengan ditempatkannya bayi-bayi prematur di NICU, banyak ibu merasa tak berdaya,“ ujar Mandy Brown Belfort, MD, neonatalogist NICU di Children’s Hospital Boston, “Dengan memberi ASI, Anda akan merasa berdaya, sebab Anda tahu bahwa Anda satu-satunya orang yang bisa memberikan apa yang dibutuhkan si kecil.“
DEKAP ERAT BAYI ANDA.
Membangun kedekatan emosional dengan bayi prematur di NICU tidaklah mudah. Mereka umumnya dikelilingi selang infus untuk makanan, IV lines, dan ventilator. Belum lagi, mereka tidur di dalam inkubator terisolasi. “Kami berupaya melibatkan orang tua sedini mungkin,“ ungkap Dr. Yanowitz. “Begitu kondisi bayi stabil, kami menyarankan si ibu untuk melakukan ‘kangoroo care.’” Disebut demikian karena cara Anda menggendong bayi: langsung didekap ke dada Anda, di balik kaos yang Anda kenakan. Penelitian menunjukkan kontak kulit secara langsung membantu bayi menjaga kehangatan suhu tubuh, menambah berat badan, tidur pulas, dan mengurangi stres. Plus, ikatan batin antara Ibu dan anak akan terjalin sempurna.
BANTU DIA UNTUK TIDUR NYENYAK.
Kondisi sleep apnea (bayi berhenti bernapas selama 20 detik atau lebih) adalah kondisi yang umum dialami oleh bayi-bayi prematur. “Kami memonitor hal ini di NICU, dan bayi tidak akan diizinkan untuk dibawa pulang hingga dinyatakan bebas apnea selama sepekan penuh,“ ujar Dr. Yanowitz. Tak seperti kebanyakan bayi yang baru lahir, bayi-bayi yang dirawat di NICU ditidurkan tengkurap untuk membantu perkembangan paru-parunya yang tidak berkembang sempurna. Ini aman dilakukan di rumah sakit karena tersedia alat monitor pernapasan dan bayi-bayi ini diawasi oleh para staf yang terlatih. Tapi di rumah, Anda dianjurkan untuk menidurkan bayi terlentang. “Bayi-bayi prematur punya risiko lebih tinggi terkena SIDS (sindroma kematian mendadak),“ ungkap Dr. Yanowitz.
Ritual tidur lainnya yang harus Anda biasakan adalah: membangunkan bayi untuk disusui setiap beberapa jam. Bayi prematur tidak punya banyak cadangan makanan dan membutuhkan asupan makanan lebih sering untuk dapat mengimbangi bayi-bayi lainnya.
BAWA DIA PULANG.
Kebanyakan bayi prematur pulang ke rumah pada tanggal lahir yang seharusnya atau mendekati –rata-rata 36-38 minggu, tergantung seberapa prematur si bayi– dan umumnya bisa dibawa pulang tanpa perlu dibekali alat khusus. Namun demikian, Anda tetap harus waspada. Setelah meninggalkan NICU, bayi tetap rentan terhadap infeksi –terutama RSV (respiratory syncytial virus), yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan bukan tidak mungkin dia harus kembali opname. “Beli cairan gel pembersih tangan berbahan dasar alkohol dan minta siapapun untuk menggunakannya. Jangan biarkan orang yang sedang sakit menggendong bayi Anda,” kata Dr. Belfort mewanti-wanti. Untuk menjaga bayi Anda tetap sehat dan aman, Dr. Belfort juga menyarankan agar semua anggota keluarga dan perawat bayi mendapatkan vaksin antiflu.
Terakhir, usahakan menjaga suasana rumah setenang mungkin. Musik yang terlalu keras, cahaya terang, dan kegaduhan membuat bayi-bayi prematur kesal. “Setiap bayi itu unik,” kata Dr. Belfort. ”Tapi, bayi prematur lebih sensitif terhadap keramaian, cahaya, dan suara.”
Sumber : http://www.parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=birth&id=266