KEHADIRAN buah hati di tengah keluarga merupakan impian setiap pasangan suami istri. Namun tak disadari, banyak kejutan yang sering terjadi selama masa kehamilan berlangsung.
Contohnya, gejala morning sickness yang sering dialami oleh para calon ibu. Namun di antara semuanya itu, ada sebuah kejutan yang paling tidak diinginkan terjadi, yakni melahirkan bayi secara prematur.
Seperti yang kita ketahui, periode kelahiran normal adalah 37-41 minggu. Kelahiran seorang bayi dianggap prematur bila terjadi lebih cepat dari 37 minggu, yang dihitung mulai dari hari pertama periode haid terakhir yang normal. Sebagian bayi prematur memiliki berat badan rendah (low birth weight) dan memang kedua kondisi ini terbukti saling berhubungan. Karena itu, WHO mendefinisikan bayi dengan berat badan lahir rendah apabila berat bayi kurang dari 2.500 gram ketika lahir. Bayi prematur pasti memiliki berat badan lahir rendah, sementara bayi dengan berat badan lahir rendah belum tentu dilahirkan prematur.
Menyibak lebih dalam penyebab bayi lahir secara prematur, Dr Gilberto R Pereira, ahli perinatalogi terkemuka dan professor emeritus di University of Pennsylvania School of Medicine menjelaskan, ada banyak hal yang menyebabkan bayi lahir secara prematur.
“Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan kondisi khusus yang berbeda dengan bayi kelahiran normal pada umumnya. Oleh karena itu, bayi prematur memiliki kebutuhan khusus serta perawatan yang tepat dan saksama,” ujarnya dalam peluncuran kampanye ”Peduli Bayi Prematur” saat ditemui di Ruang Puri Asri 1, Lantai 1, Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis (24/6/2010).
Sebagian besar penyebab prematur tidak diketahui dengan jelas. Namun, ada beberapa penyebab bayi bisa lahir prematur. Di antaranya:
Pre-Eclampsia/ Eclampsia
Gangguan ini sering muncul pada masa kehamilan dan disebut dengan penyakit kehamilan. Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh, dan jika diteruskan sang ibu bisa kejang-kejang terus menerus.
Placenta Previa
Kondisi ibu hamil dengan letak plasenta menutupi jalan lahir, termasuk kehamilan berisiko tinggi sehingga bayi lahir secara prematur.
Fetal Growth Retardation
Kegagalan dalam pertumbuhan bayi atau terdapat gangguan pertumbuhan dalam kandungan, dalam hal ini pertumbuhan bayi dalam kandungan tergolong lambat, sehingga bayi harus dikeluarkan dari rahim sang ibu.
Infesction/ Chorio Amnionitis
Salah satu kondisi yang menyebabkan bayi lahir secara prematur adalah infeksi pada selaput pembungkus bayi. Ini bisa terjadi ketika kantung yang berisi bayi dan cairan amniotik pecah atau menyembur sebelum waktunya untuk lahir.
Multiple Gestation
Dalam rahim ibu terdapat bayi kembar dan rahim ibu tidak bisa menampung, sehingga terjadi persalinan secara prematur.
Poly Hydramnios/ Fetal Malformation
Air ketuban terlalu banyak juga bisa menyebabkan bayi lahir secara prematur.
Uterine Abormalities
Rahim yang bentuknya tidak normal, memiliki bentuk rahim yang tidak normal juga bisa memicu kelahiran secara prematur. Terdapat beberapa perempuan yang mempunyai kelainan dalam bentuk rahimnya, tapi memberikan hasil yang sama, yaitu bayi memiliki ruang yang lebih sempit untuk tumbuh dibandingkan dengan bentuk rahim yang normal.
WHO menyatakan setiap dua detik, di dunia ini lahir bayi dengan berat badan rendah (low birth weight). Bahkan, setiap 31 detiknya seorang bayi prematur meninggal di dunia. Di Indonesia, kelahiran bayi dengan berat badan rendah mencapai 400.000 jiwa per tahun, dan 30-40 persen dari bayi meninggal karena prematur.
Tidak semua kelahiran prematur dapat dicegah, namun dapat dihindari dengan cara merawat kehamilan dengan baik. Untuk menghindari kelahiran prematur, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menghindari asap rokok, polusi udara, serta meningkatkan asupan vitamin dan gizi. Ayo selamatkan bayi Anda dari risiko kelahiran secara prematur sekarang juga!
Informasi : www.okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar