Bagi para ibu-ibu menyusui baik yang masih bekerja ataupun yang full time di rumah, ada baiknya mengetahui tentang teknik memerah ASI.
Mengapa ASI perlu di perah?
1. Bagi ibu bekerja, memerah ASI berarti menyediakan stok ASI buat si bayi agar senantiasa mendapatkan ASI meskipun kita tidak selalu ada disampingnya
2. Bagi ibu yang tidak bekerja, memerah ASI juga penting karena jika suatu saat si ibu dalam kondisi sakit dan tidak bias memberikan ASI langsung bagi bayinya, tentunya ASI eksklusif masih bias dilakukan karena ibu punya stok ASI buat bayinya
3. Mempertahankan supplai ASI, karena ASI dihasilkan sesuai kebutuhan dan psikologis dari si ibu. Semakin sering ASI diperah, semakin banyak ASI diproduksi dan juga sebaliknya.
4. Mencegah ASI menetes/merembes keluar di kala ibu & bayi berjauhan.
5. Menjaga agar puting/aeola agar tidak kering/lecet.
Teknik memerah ASI, dikenal 3 cara memerah ASI:
1. Manual menggunakan tangan dan jari
Cara ini disukai karena cukup praktis dan tidak repot menyiapkan peralatan, cukup ‘menyediakan’ tangan yang bersih & wadah yang bersih.
2. Menggunakan pompa manual ( banyak tersedia di pasaran)
namun perlu dicermati bahwa ada beberapa pompa yang tidak dianjurkan karena cara kerja pompa ‘meremas’ sehingga dapat merusak jaringan payudara.
3. Menggunakan pompa listrik
Sebaiknya gunakan alat pompa yang cara kerjanya ‘mirip’ dengan cara ‘mengisap bayi’ (tidak memutar/meremas payudara).
Nah, berhubung saya menggunakan teknik yang pertama, maka saya akan membahas lebih banyak teknik memeras ASI secara manual. Banyak ibu yang merasa bahwa dengan memerah dengan menggunakan tanga secara manual sangat sulit dan hasilnya sedikit. Padahal saya merasakan sebaliknya, bahkan meras tidak nyaman memeras menggunakan alat. Untuk itu kita perlu mempelajari teknik berikut ini.
Dikenal teknik memerah ASI yang disebut teknik Memert, yaitu cara memeras ASI secara manual dan mengutamakan let-down refleks (LDR).
Saya sudah merasakan dan membuktikan bahwa dengan teknik Memert yaitu merangsang LDR di awal proses memerah dapat menghasilkan ASI sebanyak 2-3 kali lipat dibanding tanpa menggunakan teknik LDR ini.
Let-down refleks (LDR) sama dengan rangsangan yang terjadi jika puting dihisap oleh bayi dan setelah beberapa saat tiba2 payudara akan mengencang dan ASI akan keluar deras sehingga bayi harus mempercepat irama menghisap ASI, nah kurang lebih seperti itulah jika efek LDR kita dapatkan. ASI akan tiba-tiba mengalir dengan deras tanpa diperlukan pijatan/ perasan yang sangat kencang.
Memang, ASI dapat diperah dg mudah tanpat teknik apapun. Namun satu hal yg sering terlupakan adalah teknik yg tidak tepat akan merusak jaringan lemak pada payudara, membuat payudara menjadi lecet. Bahkan kulit payudara bisa menjadi memar atau memerah.
Memerah ASI dg teknik Marmet awalnya diciptakan oleh seorang ibu yg harus mengeluarkan ASInya karena alasan medis. Awalnya ia kesulitan mengeluarkan ASI dg refleks yg tidak sesuai dg refleks keluarnya ASI saat bayi menyusu. Hingga akhirnya ia menemukan satu metode memijat dan menstimulasi agar refleks keluarnya ASI optimal. Kunci sukses dari teknik ini adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan cara memijat.
Jika teknik ini dilakukan dg efektif dan tepat, maka seharusnya tidak akan terjadi masalah dalam produksi ASI ataupun cara mengeluarkan ASI. Teknik in dapat dg mudah dipelajari sesuai instruksi. Tentu saja semakin sering ibu melatih memerah dg teknik marmet ini, maka ibu makin terbiasa dan tidak akan menemui kendala.
* Usahakan utk mengikuti aturan tsb sbg panduan. Apalagi ukuran dari areola tiap wanita bervariasi.
* Tempatkan ibu jari diatas areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di posisi jam 6.
* Perhatikan bahwa jari-jari tsb terletak diatas gudang ASI. Sehingga proses pengeluaran ASI optimal.
Bagi yg berpayudara besar, angkat dan dorong ke arah dada.
5. PUTAR ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya. Demikian juga saat memerah payudara lainnya, gunakan kedua tangan. Misalkan, saat memerah payudara kiri, gunakan tangan kiri. Juga saat memerah payudara kanan, gunakan tangan kanan. Saat memerah ASI, jari-jari berputar seiring jarum jam ataupun berlawanan agar semua gudang ASI kosong. Pindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 & jam 12, kemudian posisi jam 11 & jam 5, kemudian jam 2 & jam 8, kemudian jam 3 & jam 9
(dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar